Alur cerita FILM Wall-E
Pemain: Jeff Garlin, Benjamin Burtt, Fred Willard, Elissa Knight
[ Read More ]
Pemain: Jeff Garlin, Benjamin Burtt, Fred Willard, Elissa Knight
Di masa depan, bumi terpaksa harus ditinggalkan lantaran sudah dipenuhi sampah hasil produksi dari perusahaan Buy N Large yang tak bertanggung jawab. Untuk membersihkan sampah yang bertumpuk, dipilihlah WALL-E (Waste Allocation Load Lifter-Earth-Class), robot kecil yang diprogram untuk melakukan pembersihan global ini.
Setelah 700 tahun, WALL-E (Benjamin Burtt) tak kenal lelah membersihkan sampah yang menggunung itu. WALL-E tak pernah mengeluh dan merasa kesepian. Semuanya berjalan lancar sampai suatu hari WALL-E bertemu EVE (Elissa Knight). EVE adalah robot cantik yang dikirim untuk mencari informasi apakah bumi sudah siap dihuni lagi.
Celakanya, WALL-E malah jatuh cinta pada EVE. Selama EVE berada di bumi, WALL-E berusaha untuk selalu melindungi EVE. WALL-E bahkan menunjukkan lokasi di mana ada tumbuhan yang mulai tumbuh. Bukti bahwa bumi sudah mulai menampakkan gejala dapat dihuni lagi.
EVE yang berpegang pada tugas yang diembannya, kemudian menghubungi pembuatnya. Beberapa waktu kemudian, sebuah pesawat datang menjemput EVE. WALL-E yang terlanjur cinta pada EVE kemudian ikut menyusup ke pesawat yang seharusnya hanya membawa EVE itu.
Pesawat itu kemudian membawa EVE dan WALL-E ke sebuah pesawat ruang angkasa besar yang ternyata berisi keturunan manusia yang meninggalkan bumi. Sayangnya tidak semua orang menginginkan kembali ke bumi.
Film animasi produksi Pixar ini mencoba mengusung ide yang sama dengan TOY STORY di mana benda mati bisa memiliki perasaan. Film ini jadi unik lantaran drama romantis ini dapat merangkul penonton baik anak-anak maupun orang dewasa.
Hal lain yang menarik adalah masalah pewarnaan. Bila film animasi biasanya menyuguhkan warna-warna yang cerah, maka film ini justru didominasi oleh warna kecoklatan. Namun justru di situ kelebihannya. Warna yang serba kecoklatan membawa kesan seolah kita berada di alam yang nyata namun di saat yang sama juga memberikan kesan asing.
Namun mungkin yang lebih menarik lagi adalah kepiawaian sang animator yang mampu menghidupkan perasaan yang terjalin antara WALL-E dan EVE lewat segala keterbatasannya. Ada emosi yang kuat walaupun WALL-E dan EVE hampir tak pernah 'berbicara' dan tak ada emosi yang bisa ditampilkan dari raut muka.
WALL-E bisa jadi adalah salah satu film yang benar-benar bisa menghibur dalam artian yang sebenarnya. Orang dewasa tak harus malu saat menonton film ini tanpa membawa anak kecil karena film ini pun masih layak jadi konsumsi dewasa.Hubungannya dengan IMK ( Interaksi Manusia dan Komputer )
Robot dibuat digerakkan seperti manusia secara real. Teknologi inilah yang menjadi dasar impian manusia tidak hanya mimpi saja, tapi sebuah presentasi yang dipaparkan secara detail oleh para sutradara dan produser film mencoba mengajak manusia menginjak realitas masa depan. Film Wall-e memaparkan bagaimana hubungan robot dan manusia, dimana suatu saat peran manusia tergantikan peran robot, karena kesalahan manusialah robot bisa melawan manusia.
Teknologi robot dan system digital yang diciptakan oleh manusia bisa sangat membantu mempermudah pekerjaan manusia seperti dalam film tersebut. Namun, bisa juga sangat merugikan manusia, dan merusak kehidupan manusia jika terjadi kekacauan pada system. Selain itu dampak dari segi sosial ekonomi, teknologi tersebut dapat menambah pengangguran, dan mengurangi interaksi sesama manusia karena semua pekerjaan telah dilakukan oleh robot sehingga berkurangnya rasa saling ketergantungan sesama manusia.
Oleh karena itu, meskipun kemajuan teknologi telah sangat memudahkan segalanya, tetap perlu ada cara-cara alami atau manual yang perlu dilakukan. Dengan maksud, ketika sistem dari teknologi tersebut error, kita tidak perlu kehilangan keseimbangan hidup kita.
Wall-e yang robot saja bisa mempelajari rasa kemanusiaan, jadi kita yang sudah manusia apa harus kehilangan kemanusian kita ?
Robot dibuat digerakkan seperti manusia secara real. Teknologi inilah yang menjadi dasar impian manusia tidak hanya mimpi saja, tapi sebuah presentasi yang dipaparkan secara detail oleh para sutradara dan produser film mencoba mengajak manusia menginjak realitas masa depan. Film Wall-e memaparkan bagaimana hubungan robot dan manusia, dimana suatu saat peran manusia tergantikan peran robot, karena kesalahan manusialah robot bisa melawan manusia.
Teknologi robot dan system digital yang diciptakan oleh manusia bisa sangat membantu mempermudah pekerjaan manusia seperti dalam film tersebut. Namun, bisa juga sangat merugikan manusia, dan merusak kehidupan manusia jika terjadi kekacauan pada system. Selain itu dampak dari segi sosial ekonomi, teknologi tersebut dapat menambah pengangguran, dan mengurangi interaksi sesama manusia karena semua pekerjaan telah dilakukan oleh robot sehingga berkurangnya rasa saling ketergantungan sesama manusia.
Oleh karena itu, meskipun kemajuan teknologi telah sangat memudahkan segalanya, tetap perlu ada cara-cara alami atau manual yang perlu dilakukan. Dengan maksud, ketika sistem dari teknologi tersebut error, kita tidak perlu kehilangan keseimbangan hidup kita.
Wall-e yang robot saja bisa mempelajari rasa kemanusiaan, jadi kita yang sudah manusia apa harus kehilangan kemanusian kita ?